Acanthocephala

ACANTHOCEPHALA

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Eumetazoa
Superfilum : Platyzoa
Filum : Acanthocephala

    Acanthocephala adalah filum dari cacing parasit yang biasa dikenal Thorny-headed Worms atau Spiny-headed Worms. Nama acanthocephala berasal dari bahasa Yunani "akanthos" yang berarti "duri" dan "kephale" yang berarti "kepala", anggota filum ini terkenal karena memiliki belalai eversible dan dilengkapi dengan duri yang digunakan untuk menempel pada inangnya, dimorfisme seksual, pejantan memiliki kelenjar semen dan bell rahim pada betina. Sekitar 1.150 spesies dari 125 genus dan 19 keluarga filum ini telah dideskripsikan.

Beberapa jenis belalai dalam filum Acanthocephala:
A. Belalai jantan Rhadinorhynchus Pristis dari Gempylus Serpens (Indonesia, Samudera Hindia) bersenjata dengan kait reguler dan basal hook annulus.
B. Praesoma betina Rhadinorhynchus Lintoni dari Selar Crumenophthalmus (Hawaii, Samudera Pasifik) dengan batang kait tidak teratur.
C. Praesomo Gorgorhynchoides Golvani dari Platychepalus Arenarius (Indonesia, Samudera Hindia) pengaturan reguler permukaan kait.
D. Habitus Serrasentis Sagittifer dari Platychepalus Arenarius (Indonesia, Samudera Hindia) dengan kait berubah kuat.
E. Habitus Pomphorhyncus Laevis dari Platichthys Flesus (Laut Baltik) menunjukan setiap batang kait pada bulb, neck, dan trunk.

F. Praesoma Bolbosoma Vasculosum dari Lepturachantus Savala (Indonesia, Samudera Hindia) berbentuk bola lampu dan disenjatai dengan kait regular yang disusun dalam dua cincin.

doi:10.1371/journal.pone.0028285.g003

    Sebelum menjadi filum tersendiri, dahulu Acanthocephala dikenal dengan filum Nemathelminthes atau Aschelminthes yang pernah digunakan pada pengkelompokan animalia kingdom. Pengkelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi karena polifiletik. Dari semua kelompok hewan yang digolongkan sebagai nemathelminthes terdapat sepuluh filum yang dikenal pada masa kini, yaitu: Acanthocephala, Chaethognata, Cycliophora, Gastrotricha, Kinorhyncha, Loricifera, Nematoda, Nematomorpha, Priapulida, dan Rotifera.

    Acanthocephala memiliki siklus hidup yang kompleks, melibatkan setidaknya dua inang, seekor cacing acanthocephala kecil sering masuk ke tubuh serangga (insecta) yang berwarna hitam sebagai inang (host) awal. Cacing akan menginfeksi dan membuat serangga sekarat, selain itu tubuh dari serangga yang awalnya hitam akan mendadak lebih terang sehingga mudah dilihat oleh mangsa seperti burung (aves). Saat serangga dimakan oleh burung, cacing akan keluar dan menginfeksi burung. Serangga hanya sebagai perantara agar bisa masuk ke host asli (aves). Didalam tubuh burung, cacing akan berkembang biak dan telurnya akan terbawa oleh kotoran burung dan dari sana siklus akan berlanjut. Mayoritas 62,7 % spesies utama menginfeksi host dari habitat perairan.

    Acanthocephala adalah kandidat menarik sebagai model organisme untuk mempelajari ekologi dan sejarah co-evolusi siklus hidup parasit dalam ekositem laut. Namun kurangnya studi filogenetik dan identifikasi Taksonomi Kelautan terutama acanthocephala mengurangi detail perbandingan dengan endoparasit lain.

Classes
  • Palaeacanthocephala
    Palaeacanthocephala (Ancient Thornheads) adalah kelas dalam filum acanthocephala. Parasit Platyzoa dewasa akan menginfeksi hewan lain, terutama ikan, burung, dan mamalia. Palaeacenthocephala berasal dari bahasa Latin dan Yunani, bahasa Latin "Pale" yang berarti "Pucat", bahasa Yunani "Akanthos" yang berarti "Duri" dan "Kephale" yang berarti "Kepala". Inti dari hypodermis (lapisan kulit luar) adalah terfragmantasi dan pejantan memiliki dua sampai tujuh kalanjer semen.

Kelas Palaeacanthocephala
Spesies Cathayachantus Spinitruncatus
31. Belalai betina. 32. Leher panjang dan batang anterior. 33. Botak apikal akhir belalai. 34. Ujung anterior belalai. 35. Tengah belalai. 36. Sebuah close-up dari kait.


doi: 10.1051/parasite/2014052

Kelas Palaeacanthocephala
Spesies Cathayachantus Spinitruncantus
37. Penurunan ukuran dari kait posterior dan
peningkatan ukuran hook basal di belalai betina. 38. Batang anterior betina.  39. Batang duri anterior. 40. Tulang batang di batang tengah. 41. Suatu daerah dipertengahan batang. 42. Puting betina. 43. Orifice vagina. 44. Telur.


doi: 10.1051/parasite/2014052

Kelas Palaeacanthocephala
Spesies Polymorphus Minutus
Source: Matt Wayland

Kelas Palaeacanthocephala
Spesies Polymorphus Minutus
Source: Matt Wayland
  • Archiacanthocephala
    Archiacanthocephala adalah kelas dari filum acanthocephala. Archiacanthocephala adalah cacing mikroskopis yang menempel pada dinding usus vertebrata darat termasuk manusia. Archiacanthocephala memiliki belalai yang dibungkus dengan lapisan spiral otot, kantung ligamen tunggal pada betina dan delapan kelenjar semen pada jantan.

Kelas Archiacanthocephala
Spesies Echinorhynchus Gadi
Source: Matt Wayland
  • Eoacanthocephala
    Eoacanthocephala adalah kelas dari cacing parasit dalam filum acanthocephala. Eoacanthocephala menginfeksi makhluk berdarah dingin seperti kura kura dan ikan. Duri belalai eoacanthocephala disusun secara radial, tidak ada protonephridia, kantung ligamen persisten pada betina. Satu satunya cara yang dapat diandalkan untuk mengidentifikasi kelompok ini adalah adanya satu kelenjar semen pada jantan.

Classification dendogram of
Pallisentis (B.) Punctati n. sp.
(Classification adopted from Amin, 2013)

Diagram garis
Kelas Eoacanthocephala
Spesies Pallisentis Punctati

A. Ilustrasi jantan. B. Belalai betina. C. Belalai kait (baris I, II, III, dan IV). D. Anterior region betina menampilkan kerah dan batang. E. Batang duri. F. Posterior region jantan menampilkan cement gland (part), Saefftigen's pouch dan bursa. G. Eggs. H. Posterior region betina menampilkan vagina, uterus, uterine bell, dan vulva.

Iran J Parasitol. 2015 Oct-Dec; 10(4): 605–616

Kelas Eoacanthocephala
Spesie Pallisentis Punctati
A. Wajah. B. Belalai menampilkan 4 baris kait (h) dengan akar (r). C. Kerah duri (cs) dan area tanpa duri (sa). D. Posterior akhir jantan menampilkan cement reservoir duct (crd), bursal cap (bc), dan bursa (b). E. Posterior akhir betina menampilkan gonopore (g), uterus (u), uterine bell (ub), dan vagina (v). F. Ovarian ball. G. Discharged eggs.


Iran J Parasitol. 2015 Oct-Dec; 10(4): 605–616
  • Polyacanthocephala
    Polyacanthocephala adalah kelas cacing parasit dalam filum acanthocephala. Polyacanthocephala dengan satu genus Polyacanthorhynchus memiliki dua perbedaan kantung ligamen pada betina dan dua panjang piriformis ke kelenjar semen tubular dengan inti raksasa pada jantan.

2 comments:

  1. terimakasih sangat membantu, kalau boleh tau sumbernya dari mana ya kak?

    ReplyDelete
  2. Klw boleh tau refrensinya dari mana ya 🙏🏻

    ReplyDelete